on Sabtu, 05 Oktober 2013

Mari Kita Hancurkan Negeri Ini

Ayolah, tak usah berpura-pura malu
Bukankah kemaluan sudah sering diumbar
Tentu tiada diragukan lagi bahwa engkau bisa
Sebab bisa mu telah matikan jutaan jiwa
Jadi, tak usah main lempar batu sembunyi tangan
Sebab tangan-tanganmu jelas nyata memainkan bom waktu
Jadi, tetap sajalah mengumbar senyum tanpa dosa
Sebab dengan senyum, maaf-pun cepat didapat
Maka, untuk apalagi berpura-pura?
Ayolah, masih belum habis kekayaan negeri ini
Peta-peta, walau sudah terkuasai MNC bertahun lamanya
Tetap kaya raya negeri ini, setidaknya katanya begitu
Lihatlah kota-kota tumbuh dengan ribuan apartemen, hotel dan pusat perbelanjaan
Dengan parkir kendaraan yang tiada habis-habisnya berganti,
dan jalanan terlebar-pun, tak mampu menampungnya
orang-orang hilir mudik diantaranya, menikmati ruangan sejuk,
berbelanja bukan sekedar kebutuhan, tapi berburu untuk koleksi
lalu menghabiskan malam dengan pesta kerlap-kerlip cahaya lampu
dalam ruang-ruang gelap, yang memabukkan
nah, bukankah jutaan jiwa berpesta pora pertanda kemakmuran?
(tak usah hirau jutaan jiwa lainnya termabuk putar otak agar dapat bertahan hidup)
Ayolah, jangan meragu,
hiruk-pikuk protes pasti segera berlalu
Itulah dinamika permainan yang mensiasati aturan permainan
Kolusi-korupsi-nepotisme, tetap abadi dalam cengkraman negeri demokrasi
Penguasa, pengusaha, wakil rakyat, kehakiman, pun para preman telah menyatu
Sebab segenap cacat telah melekat, saling menyandera,
siapa tersandung cuma kesialan belaka
Jadi, hancurkan saja negeri ini
Jangan khawatir berlebih,
sebab bangsa ini memang bangsa pelupa
Generasi penerus-nyapun telah dininabobokan oleh kebodohan
Terasyik sendiri, urusan orang lain, emang gue pikirin
Lupa pula lagu-lagu kebangsaaan, apalagi arah negeri ini
Tak percaya?
Lihat saja pemilu mendatang, tak kapok memilih wakil yang tak pantas 

Ayo, tunggu apa lagi?
Yogyakarta, 4 Oktober 2013, Odi Shalahuddin

0 komentar:

Posting Komentar